JAKARTA (Berita SuaraMedia) - Setelah blak-blakan seputar dirinya, pidato menkeu Sri Mulyani kini sangat ditunggu-tunggu publik. Sekitar 300-an lebih mahasiswa Magister Manajemen Universitas Indonesia (UI) bahkan rela berjubel menunggu kuliah perpisahan dari Sri Mulyani itu.Berdasarkan pantauan, sekitar lebih dari 300 mahasiswa MMUI sudah memenuhi lobi Gedung BRI, Kampus Magister Management UI di Salemba, Jakarta, Rabu (19/5/2010). Sri Mulyani dijadwalkan memberi kuliah perpisahan pada pukul 12.00 WIB. Namun hingga pukul 12.25 WIB, Sri Mulyani belum juga tampak hadir karena masih memimpin Rapim di Kementerian Keuangan.
Mahasiswa yang akan mengikuti 'farewell lecture' dari Sri Mulyani ini harus mendaftarkan namanya terlebih dahulu agar bisa masuk ruangan. Farewell lecture ini mundur dari rencana semula yang seharusnya dilaksanakan pada Jumat, 14 Mei lalu. Sejumlah mahasiswa sudah bersiap-siap mendengarkan kuliah tidak umum dari Sri Mulyani ini. Bahkan tampak pula beberapa orang yang menyediakan bunga untuk Sri Mulyani. Tampak hadir adalah mantan menteri Keuangan Ali Wardhana.Tampak hadir suami Sri Mulyani, Tony Sumartono, Dirut Bank Mandiri Agus Martowardojo, mantan Deputi Gubernur Senior BI Miranda Goeltom, mantan Ketua BPK Anwar Nasution dan mantan Menko Perekonomian Dorodjatun Kuntjara-jakti. Ketua Program MMUI, Rhenald Kasali mengatakan, tidak ada tema khusus dari kuliah perpisahan kali ini. "Ini kuliah tidak umum, farewell lecture. Terserah dia (Sri Mulyani) mau cerita apa saja, menyampaikan apa saja. Ini agar ada pembelajaran generasi di bawahnya, jadi semacam sharing," ujar Rhenald.Wajah-wajah penuh semangat menyambut kehadiran dosen sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani. Lima kuntum bunga dan dua buket karangan bunga langsung menyergap Sri Mulyani setibanya di Gedung ini. Tony, salah seorang mahasiswa magister manajemen mengaku penasaran dengan tokoh wanita Indonesia yang sangat berprestasi di dunia Internasional ini. "Ya, pengen lihat. Dulu pernah lihat waktu ngajar di S1. Sekarang belum lihat lagi," ujarnya.
Begitu juga dengan Astrid, seorang mahasiswa yang memberikan salah satu kuntum bunga kepada calon Managing Direcor World Bank itu. Astrid menyatakan semangatnya untuk melakukan farewell dengan sang dosen. "Excited aja, kan mau farewell juga," ujarnya penuh semangat. Benar saja, tepat pukul 12.35, Sri Mulyani tiba di Gedung MM FEUI. Dia pun disambut dengan gemuruh tepuk tangan dan pemberian bunga. Setelah memberikan farewell lecture, Sri Mulyani rencananya akan menggelar live chat pada pukul 16.00 WIB. Para pembaca pun sudah sejak dari tadi pagi mengirimkan berbagai pertanyaan yang menarik untuk dijawab Sri Mulyani, mulai dari soal alasan kepindahannya ke Bank Dunia hingga masalah besarnya utang Indonesia.
Sri Mulyani rencananya akan bertolak ke Washington DC, AS pada 26 Mei 2010. Sri Mulyani secara resmi akan menduduki jabatan sebagai managing director di Bank Dunia per 1 Juni 2010. Sedangkan PDI Perjuangan meminta Sri Mulyani membuka saja apa yang dia ketahui terkait adanya kartel politik. "Akan lebih baik dibuka saja konstelasi politik apa, siapa, dan antar-siapa, apakah konstelasi ini sudah mengganggu program pemerintah," kata Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo dalam pesan singkatnya. PDI Perjuangan, kata Tjahjo, tidak mempersoalkan pernyataan Sri Mulyani yang mengatakan dirinya tidak dibutuhkan dalam suasana politik kartel tersebut. Tapi sebagai menteri dalam sistem pemerintahan presidential, Sri adalah pembantu Presiden. Dia wajib taat dan melaksanakan kebijakan serta keputusan Presiden.
Sehingga, "Alangkah ironisnya kalau sampai ada seorang pembantu Presiden merasa terganggu dalam pengambilan keputusan politik," katanya. Apalagi Sri Mulyani juga terpengaruh atau dipengaruhi oleh kepentingan politik lain selain Presiden. Pernyataan Sri ini menarik bagi PDI Perjuangan. Sebab, kata Tjahjo, pernyaaan Sri justru diungkapkan setelah dirinya positif akan mundur sebagai pembantu Presiden. Sementara itu, Menkum HAM Patrialis Akbar enggan mengomentari pidato Menkeu Sri Mulyani soal korban perkawinan politik. Patrialis mengaku, kalau sudah masuk ranah politik, dia memilih tutup mulut. "Saya enggak mau ikutan. Saya no comment. Kalaupun ada komentar, itu kita serahkan kepada beliau. Saya tidak mau ikutan kalau sudah masalah politik, nanti jadinya salah," kata Patrialis di kantornya di Kemenkum HAM, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Patrialis mengaku mengagumi sosok Sri Mulyani. Dalam rapat kabinet, seringkali pemaparan Sri Mulyani memukau sejumlah orang. Karena itu Patrialis menyayangkan kepergian Sri Mulyani ke Washington DC untuk mengisi posisi Direktur Bank Dunia. Dia mengisahkan, saat memaparkan program kerja di kabinet, bisa terlihat Sri adalah sosok wanita cerdas.
"Beliau orang cerdas, bisa menaikkan angka APBN, itu bukan pekerjaan mudah. Dan dari cara beliau menjelaskan wow sudah kelihatan, kata-kata wow saja sudah luar biasa. Tidak ada lagi wanita seperti itu yang kita punya," ungkap politisi PAN ini. "Sebenarnya sayang dia ke luar negeri, tapi saya pribadi bersimpati dengan beliau," ujarnya. Sebelumnya, selama berlangsungnya Pansus Bank Century, muncul semacam situasi anti Sri Mulyani di sebagian anggota parlemen. Faktor kuat pendorong berikutnya adalah kesimpulan hasil kerja Pansus Bank Century tersebut. "Kesimpulan pansus sudah menunjukkan indikasi tersebut," kata Ketua DPR Marzuki Alie.
Seperti diketahui, hasil kerja Pansus Bank Century menghasilkan tiga buah opsi rekomendasi. Rapat paripurna DPR memutuskan untuk mengambil opsi C yang menyebutkan patut diduga ada tindak penyelewengan dalam proses bailout dan karenanya perlu ada proses hukum lebih lanjut terhadap pejabat negara yang terlibat.
Dua pejabat negara itu tidak lain adalah Sri Mulyani dan Boediono. Sri Mulyani dalam kapasitasnya selaku Ketua KSSK dan Boeodiono di dalam kapasitas selaku Gubernur BI. Sri Mulyani dalam kuliah umum tadi malam memaparkan alasan dirinya mundur sebagai Menkeu RI. Ia merasa dipojokkan dalam panggung politik dimana saat ini sebagai pembantu pemerintah dirinya tidak lagi dikehendaki dalam sebuah sistem politik. "Mengapa Sri Mulyani mundur dari Menteri Keuangan? Tentu ini sudah ada dalam kalkulasi, dimana saya anggap sumbangan dan kepentingan saya sebagai pejabat publik tidak lagi dikehendaki di dalam suatu sistem politik," ungkap Sri Mulyani. (fn/d3t/tm) www.suaramedia.com